Jumat, 08 Januari 2010

Kepuasan Kerja

KEPUASAN KERJA


Tulisan ini saya buat untuk memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah dikampus. So’ jika ada kesalahan ataupun kata-kata yang tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Masih newbie nich… Hehehe.... Afwan y smuany....


Mari kita coba membahas mengenai “Kepuasan Kerja”. Apa sich atau pengertian dari Kepuasan Kerja itu? Berdasarkan definisi dari beberapa tokoh yang teorinya saya ambil dari web wikipedia, Kepuasan Kerja ialah perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami pegawai dalam bekerja. Demikian yang diungkapkan oleh Newstrom. Adapun menurut Wexley dan Yukl, Kepuasan Kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Menurut Stephen Robins, Kepuasan Kerja itu terjadi apabila kebutuhan-kebutuhan individu sudah terpenuhi dan terkait dengan derajat kesukaan dan ketidaksukaan dikaitkan dengan Pegawai; merupakan sikap umum yang dimiliki oleh Pegawai yang erat kaitannya dengan imbalan-imbalan yang mereka yakini akan mereka terima setelah melakukan sebuah pengorbanan.

Sementara menurut orang-orang pada umumnya (termasuk saya sendiri), kepuasan kerja adalah suatu keadaan dimana kebutuhan-kebutuhan seorang (khususnya pegawai) telah dapat dipenuhi oleh perusahaan tempatnya bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan pegawai. Dengan kata lain, adanya imbalan yang dapat diterima pegawai setimpal dengan pekerjaan yang telah dilakukannya. Hal ini biasanya disebut pendapatan karyawan yang umumnya oleh masyarakat umum disebut “gaji” atau “upah” kerja. Dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

Dalam beberapa contoh kasus, kepuasan kerja tidaklah hanya berwujud sebatas pendapatan yang berupa materi. Contohnya saja kepuasan kerja yang diperoleh dari pekerjaan sebagai guru atau pengajar disekolah yang berada didaerah terpencil. Pendapatan yang diterimanya sebenarnya tidaklah sesuai dengan apa yang telah dilakukannya bagi daerah tersebut. Namun ia tetap bias mendapatkan kepuasan kerja dengan prestasi yang diperoleh murid-murid bimbingannya. Dalam pekerjaan ini membutuhkan panggilan jiwa sebagai seorang pengajar untuk berbakti pada dunia pendidikan dengan tulus. Bukan semata-mata berdasarkan besar kecilnya pendapatan yang akan diperolehnya.

Lain halnya dengan kepuasan kerja yang diharapkan oleh orang-orang yang bekerja didunia kesenian. Bukanlah pendapatan materi yang diharapkan untuk mewujudkan kepuasan kerja sebagai seorang seniman, tetapi lebih kepada perasaan untuk dihargai serta dihormati oleh orang-orang atas hasil pekerjaan yang telah dilakukannya.

Lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja (masih diambil dari wikipedia, yaitu:

  1. Pekerjaan itu sendiri (work it self). Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
  2. Atasan (Supervision). Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
  3. Teman sekerja (Workers). Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
  4. Promosi (Promotion). Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
  5. Gaji/Upah (Pay). Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.

Uraian saya terhadap lima aspek di atas ialah:

  • Seperti yang telah dijelaskan pada aspek yang ke-1, setiap pekerjaan memerlukan keterampilan yang sesuai dengan bidangnya. Tentunya seorang pegawai atau karyawan akan dapat merasakan kepuasan kerja apabila pekerjaannya sesuai dengan bidang yang dikuasainya. Dengan demikian, maka hasil pekerjaan yang dilakukan juga akan lebih baik sebab ditangani oleh orang yang memang menguasainya. Contohnya saja, seorang sarjana Teknik Informatika tidak akan memperoleh kepuasan kerja apabila ia ditempatkan sebagai pengawas dibagian Gudang disebuah perusahaan. Tetapi ia akan lebih mudah mendapatkan kepuasan kerja apabila ia ditempatkan dibagian pembuatan program atau aplikasi maupun software yang digunakan untuk mengolah data-data disuatu perusahaan, karena ia telah menguasai hal tersebut.
  • Dalam aspek yang ke-2, dijelaskan bahwa pegawai akan memperoleh kepuasan kerja apabila memiliki atasan yang baik. Dengan demikian tentunya setiap pekerjaan yang diberikan atasan kepadanya, akan dilakukan dengan senang hati tanpa adanya unsur keterpaksaan. Sehingga hasil yang diperoleh tentunya akan lebih maksimal.
  • Pada aspek yang ke-3, adanya hubungan yang baik antar karyawan baik antar sesama pegawai maupan pegawai dengan atasan dapat pula menjadi aspek penunjang adanya kepuasan kerja. Karena dengan adanya hubungan yang baik, pegawai (baik atasan maupun bawahan) akan merasa seolah memiliki keluarga ke-2 selain keluarga yang dimiliki dirumah. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja pegawai menjadi lebih baik. Dimana semua orang yang bekerja dalam suatu perusahaan merupakan sebuah tim yang harus dapat bekerja sama secara keseluruhan. Serta dapat menciptakan suasana nyaman dalam bekerja.
  • Aspek ke-4 yang perlu diperhatikan oleh pihak atasan diperusahaan ialah adanya promosi jabatan bagi para pegawai yang memiliki kinerja yang baik untuk kemajuan perusahaan. Selain pegawai juga akan merasa sangat dihargai atas hasil jerih payahnya dalam bekerja, juga membantu pegawai untuk memperluas jenjang karirnya. Sehingga bukan tidak mungkin seseorang dapat memperoleh kepuasan kerja. Hal ini juga dapat memotivasi pegawai lainnya agar meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik lagi guna memperoleh peningkatan karir yang sama seperti rekannya yang telah memperoleh promosi jabatan. Dan tentunya hal tersebut juga pasti akan memajukan perusahaan.
  • Sepertinya aspek yang ke-5 merupakan aspek yang dianggap paling penting serta yang paling berpengaruh terciptanya kepuasan kerja oleh hampir semua orang diberbagai lapisan masyarakat. Upah atau gaji yang layak yang sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukannya. Pegawai yang bekerja dibagian Personalia tentunya tidak layak jika hanya memperoleh upah/ gaji yang sama dengan pegawai yang hanya bekerja sebagai Office Boy (OB) diperusahaan. Mengingat perbedaan tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya sebelum memasuki dunia kerja (lulusan S1/ S2 berbeda dengan OB yang biasanya hanya lulusan SMP/SMA).

Dari berbagai penjelasan/ tulisan diatas yang berkaitan dengan “Kepuasan Kerja”, dapat disimpulkan bahwa adanya kepuasan kerja yang diperoleh pegawai/ karyawan memiliki peranan yang cukup penting demi kamajuan jalannya perusahaan. Sehingga para pemilik perusahaan tidak dapat menutup mata akan pentingnya kepuasan kerja yang dirasakan para pegawai/ karyawannya. Jika kepuasan kerja karyawan tidak dipertimbangkan oleh pemilik perusahaan, tentunya aka nada karyawan yang lebih memilih keluar dari perusahaan. Jika banyak keryawan yang mengundurkan diri, maka bukan hal yang mustahil jikalau kemajuan perusahaan tidak dapat diperoleh. Sebab tidak akan menjadi sebuah perusahaan jika tidak memiliki karyawa/ pegawai. Karena, tidak akan ada atasan bila tidak memiliki bawahan…


Demikian sedikit pembahasan dari saya mengenai “Kepuasan Kerja”. Apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun jika terdapat kata-kata yang tidak berkenan dihati pembaca, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena yang benar datangny dari Allah SWT N yang salah dari saya pribadi (wat tulisan ato pidato nich? Intinya saya minta maaf tuk semua salah).

Dan seperti yang telah saya kemukakan diawal tulisan ini, saya masih Newbie. Jadi saya mohon untuk kritik dan saran dari pembaca lewat kolom “Comment” yang telah disediakan guna menjadi masukan dalam penulisan saya yang selanjutnya. Dan tolong bagi yang comment, harap menyertakan NAMA.


Thank’s A Lot ya……


Sumber data :

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepuasan_Kerja

4 komentar:

The Vladimir Offering mengatakan...

Nama : Arif Rachman Saleh

Comment:
Sedikit tambahan, dalam teori mengenai kepuasan kerja dikenal yakni Satisfier atau motivators. Yang merupakan faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor ini disebut sebagai pemuas. Hehehe... peace kk.

^_^

Choky mengatakan...

Waa..h ternyata Mas yang di atas lebih mengerti..

Tapi menurut Saya akan jauh lebih baik jika suatu teori di dukung dengan studi kasus secara utuh, tidak hanya sebagian sehingga masyarakat yang membacanya dapat lebih memahami teorinya.

Apalagi membahas motivasi kerja yang sudah pasti sasarannya adalah orang-orang berpendidikan.
Karena kebanyakan orang berpendidikan akan jauh lebih menghargai pengalaman daripada sekedar teori atau penjelasan.

= Tetap semangat MENULIS =

my Lazuardi blog mengatakan...

Fadil Edogawa.........

Aahhhh si putri ini ada2 saja..wong saya belom kerja kok suruh komentar....!!
Mungkin sesuatu yang positif itu lebih baik dari pada mencoba tantangan yang belum berarti....
apa bae dah.....
heheheheh

De_Bakind mengatakan...

Pendapat saya:
Ulasan di atas memang ada benarnya.Kepuasan kerja memang akan berdampak pada kemajuan atau kemunduran pada suatu perusahaan...
Tapi kepuasan kerja juga harus di dukung oleh pemenuhan hak dan kewajiban baik itu dari perusahaan ke karyawan maupun sebaliknya.Agar apa yang dihasilkan itu optimal...

Posting Komentar