Senin, 01 Maret 2010

Sistem Kerangka dan Otot Manusia




SISTEM KERANGKA DAN OTOT MANUSIA

Implikasi ergonomi dalam kehidupan ialah bahwa di dalam melaksanakan pekerjaan itu hendaknya manusia selalu menyadari bahwa ada aturan kerja yang harus dituruti. Menurut difinisi tadi prinsip dasar dalam ergonomi ialah menyesuaikan manusia dengan pekerjaannya. Kalau hal itu tidak dapat dipenuhi barulah menyesuaikan pekerjaan dengan manusianya. Manusia bukan hanya harus mendapatkan pekerjaan, tetapi pekerjaan yang diperoleh itu harus mampu memelihara harkat dan harga dirinya sebagai manusia. Dengan lain kata pekerjaannya harus manusiawi. Di dalamnya terkandung pengertian adanya jaminan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

selama bekerja 8 jam sehari dan sepanjang hayat dikandung badan.

Dalam sitem kerangka otot manusia meliputi :

  • Tulang : penyangga struktur tubuh
  • Otot : kontraksi menghasilkan gerak
  • Tendon : menghubungkan otot dengan tulang
  • Ligamen : menghubungkan tulang dengan tuilang
  • Tulang rawan : mengurangi gesekan antar tulang
  • Syaraf : system komunikasi antara otot, tendon, dan jaringan lain dengan otak
  • Pembuluh darah : menghantarkan nutrient ke seluruh tubuh

Bidang Garapan Ergonomi

Ada delapan bidang yang menjadi garapan ergonomi, yaitu:

1. Masalah kekuatan/kontraksi otot; manusia bekerja tidak lain terdiri dari proses memanjang dan memendeknya otot-otot tubuh. Proses itu menjadi salah satu kajian ergonomi. Semakin pendek otot itu dikerutkan akan semakin besar daya kerjanya. Dengan demikian tujuannya adalah agar pemanfaatan tenaga otot dapat diwujudkan secara maksimal dan efisien.

2. Kebutuhan energi; setiap otot memanjang atau memendek akan membutuhkan energi; energi berasal dari simpanan energi dalam tubuh. Simpanan energi tersebut berasal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya. Manusia bekerja dengan tugas berat akan membutuhkan energi lebih besar dibandingkan dengan bekerja dengan tugas ringan. Laki-laki untuk pekerjaan yang sama memerlukan energi lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Untuk itu pemberian makanan harus sesuai dengan besarnya pengeluaran kalori saat bekerja. Tanpa memperhatikan keseimbangan kalori itu maka akan terjadi masalah kelebihan berat atau kekurangan berat.

3. Kondisi lingkungan; aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja manusia. Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban tambahan bagi tubuh; pada hal tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu tugas yang sedang dilaksanakan. Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban relatif, penipisan kadar oksigen, adanya zat pencemar dalam udara semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja manusia. Itulah yang menjadi fokus kajian ergonomi.Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi dan lingkungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas kerja.

4. Kondisi informasi; kompleknya dunia kerja mengharuskan manusia pekerja menguasai pekerjaannya secara efisien. Dalam hubungan itulah maka sistem informasi dunia kerja harus dapat ditampilkan dalam layar atau sudut pandang manusia pekerja. Misalnya manusia dengan memakai peralatan mesin, maka mesin yang berputar dapat diwujudkan dalam bentuk layar pandang manusianya. Maka dikenallah sistem display. Contohnya tanda mesin hidup bisa dengan tanda tombol yang ditekan atau tombol yang diangkat ke atas. Sebaliknya untuk mematikan mesin. Menekan kembali tombol atau membuat arah terbalik dari proses menghidupkan tadi. Hal ini diperlukan terutama bila jenis pekejaan yang dilakukan melebihi kapasitas dan kemampuan manusia pekerjanya.

5. Kondisi waktu; lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah adanya kelelahan berlebihan. Berapa jam per minggu seorang tenaga kerja harus bekerja. Kaitan jam kerja dengan jam istirahat, untuk 8 jam kerja sehari. Demikian pula hubungan antara berat ringanya pekerjaan sangat menentukan lama jam kerja. Dalam dunia kerja dikenal kerja bergilir. Ada dengan sistem bergilir dua giliran siang dan malam dengan jam kerja 12 jam; atau tiga giliran kerja pagi, sore dan malam.

6. Kondisi sosial; termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam melaksanakan tugas-tugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya menghadapi teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya akan menimbulkan stress psikologis dan problema kesehatan. Karenanya kondisi sosial ini banyak seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan tempat kerja untuk membina dan membangkitkan motivasi kerja, seperti sistem penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang salah dan lalai bekerja.

7. Sikap kerja; sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan kelelahan dan cedera otototot. Dalam sikap yang tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal itu akan menimbulkan strain dan cedera otot-otot.

8. Interaksi manusia-mesin/peralatan kerja; tujuannya untuk menentukan keserasian antara manusia dengan mesin/peralatan kerjanya. Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin-mesin melalui display dan control. Ketidakserasian antara kedua faktor tersebut akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan tubuh.

Tujuan penerapan ergonomi adalah sebagai berikut:

· Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat kerja , dan meningkatkan kepuasan kerja;

· Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja;

· Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkakan efisiensi sistem manusia-mesin.

Dengan melihat garapan bidang serta tujuan ergonomi, maka hal-hal yang berhubungan dengan kenyamanan kondisi fisik manusia dalam bekerja perlu diperhatikan dengan seksama. Hal ini dikarenakan kenyaman dalam bekerja memiliki pengaruh yang sangat penting bagi keefektifan serta kinerja yang tentunya diharapkan dapat menghasilkan kualitas yang memuaskan.



Daftar Pustaka :

http://www.balihesg.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=314

http://www.scribd.com/doc/21847812/ERGONOMY-FAAL-KERJA-1

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:vldsh1ccAICETM:http://i252.photobucket.com/albums/hh22/stylincode21/ergonomic-lifting.gif

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:TYvG5Y0MldeStM:http://img169.imageshack.us/img169/9123/wrongpositionhd7.jpg

http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:5OUk1gak_xU4gM:http://img169.imageshack.us/img169/3675/idealpositionvd3.jpg

0 komentar:

Posting Komentar